Senin, 27 Februari 2012

Panca Dasar

Dalam PSHT kita tidak hanya belajar pencak silat atau beorganisasi tapi lebih dari itu maka dari kita mengenal adanya 5 dasar PSHT , meliputi :
1.Persaudaraan.
2.Olahraga
3.Beladiri
4.Kesenian.
5.Kerohanian / Ke – SH – an .
1. Persaudaraan :
Persaudaraan adalah suatu hubungan batin antara manusia dengan manusia yang sifatnya seperti saudara kandung dan ini di tanamkhan sejak siswa mulai mengecap pelajaran PSHT.Dengan persaudaraan , manusia di akui dan di perlakukan sesuai dengan harkat martabatnya sebagai makhluk Tuhan yang sama derajatnya. Perlakuan ini tanpa membedakan hak dan kwajiban azasinya , kedudukan sosial ekonomi , keturunan , agama & kepercayaan , jenis kelamin dll . Yang mana Persaudaraan dalam PSHT bersifat kekal dan abadi.
2. Olahraga :
Pengertian olahraga di sini adalah mengolah tubuh / raga dengan gerakan2 pencak silat yang terdapat dalam PSHT. Adapun manfa’at bermain pencak silat :
- Memperbaiki suasana hati.
- Menumbuhkhan rasa percaya diri
- Mengurangi stress
- Menguatkhan otot tubuh .
- Membantu proses metabolisme dalam tubuh.
- Membina kekuatan , kecepatan , ketepatan dan keseimbangan .
3. Beladiri :
Dengan pencak silat yang di jiwai oleh pengenalan kepada sang pencipta dan diri pribadi maka pencak silat berfungsi sebagai alat membela diri untuk mempertahankhan kehormatan.
PSHT tidak mengajarkhan beladiri asing , karena pencak silat yang berakar pada budaya asli Indonesia tidak kalah mutunya dengan beladiri asing . Dengan demikian PSHT ikut mempertahankhan dan mengembangkan kepribadian bangsa Indonesia.
4. Kesenian :
Seni adalah keindahan , dimana kesenian dalam pencak silat dapat berbentuk permainan tunggal , ganda atau massal .
Adapun tujuan seni dalam pencak silat :
- Memelihara kaidah pencak silat yang baik dengan menumbuhkhan kelenturan , keluwesan dan keindahan gerakan yang di hubungkan dengan keserasian irama.
- Sebagai latihan dalam pengembangan aspek keserasian dan keselarasan yang di harapkhan dapat berpengaruh dalam sikap dan perilaku hidupnya.
5. Kerohanin / Ke – SH – an :
Di dalam PSHT , kerohanian sering di sebut dengan ke – SH- an . kerohanian merupakan sumber azasi Tuhan YME untuk mencapai Manusia yang berbudi luhur guna kesempurnaan hidup . Adapun tujuan kerohanian dalam PSHT adalah unutk mendidik anggota PSHT yang berjiwa setia hati agar di dalam menempuh kehidupan ini memperoleh kebahagian dan kesejahteraan lahir batin dunia dan akhirat .
Ajaran PSHT
Lewat konsep pembelajaran yang terangkum dalam Panca Dasar tersebut PSHT berupaya membimbing warganya untuk memiliki lima watak dasar yaitu :
1. Berbudi luhur tahu benar dan salah serta bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
2. Pemberani dan tidak takut mati.
3. Berhadapan dengan masalah kecil dan remeh mengalah, baru bertindak jika menghadapi masalah prinsip yang menyangkut harkat dan martabat kemanusiaan.
4. Sederhana.
5. Mamayu Hayuning Bawana (berusaha menjaga kelestarian, kedamaian, dan ketentraman hati).
Melengkapi eksistensi sebagai organisasi cinta perdamaian, PSHT memformat warganya lewat beberapa butir filsafat perjuangan hidup, antara lain:
1. Sepiro gedhining sengsoro yen tinompo amung dadi cobo(seberat apapun cobaan yang diterima manusia jika dijalani dengan lapang dada akan diperoleh hikmah yang tidak terkira.)
2. Sak apik-apike wong yen aweh pitulungan kanthi dhedhemitan (Sebaik-baiknya manusia jika memberikan pertolongan dengan ikhlas tanpa pamrih dan tidak perlu diketahui orang lain).
3. Aja waton ngomong ning ngomong kang ngango waton (jangan suka berbuat jelek pada sesama berbuatlah kebajikan pada sesama).
4. Aja seneng gawe ala ing liyan, apa alane gawe senenge liyan (jangan suka mencelakakan orang lain, tidak ada jeleknya membuat senang orang lain).
5. Aja sok rumangsa bisa, nanging sing bisa rumangsa (jangan merasa diri paling super, tapi sadar diri dan sadar akan keberadaan orang lain).
6. Ngundhuh wohing pakarti, sapa nandur bakal ngundhuh (segala darma pasti akan berbuah, apapun perbuatan yang kita lakukan pasti akan kembali pada diri kita sendiri).



  • 1922.jpeg
 

Jumat, 24 Februari 2012

Wasiat Ketua Umum SH Terate untuk 1 Suro 1433 H


Assalamualaikum wr wb. Adik-adik Calon Warga Baru dan Warga SH Terate yang saya cintai Saudara Ketua Cabang SH Terate di seluruh pelosok tanah air dan saudara-saudaraku Keluarga Besar SH Terate yang saya sayangi.
Alhamdulillah, malam hari ini kita bisa berkumpul di sini dalam jalinan persaudaraan yang dipenuhi rasa asah asih asuh. Persaudaraan yang tulus dengan didasari rasa saling sayang menyayangi, hormat menghormati dan bertanggung jawab. Persaudaraan yang tidak memandang siapa aku dan siapa kamu, tidak dilandasi hegemoni keduniawian, seperti drajat, pangkat dan martabat, juga bukan persaudaraan yang dibatasi suku, ras, agama dan antargolongan.
Semua ini, semata-mata hanya karena berkah, rakhmat, hidayah dan ridlo Allah, Tuhan Yang Maha Esa. Karena itu, mari kita bersama-sama bermunajat, memanjatkan puji syukur. Sebab hanya karena ridlo-Nya itu pulalah, kita bisa menyelenggarakan acara Pengesahan Warga Baru SH Terate 1433 H ini, dalam kondisi sehat wal afiat, tak kurang suatu apa pun.
Kedua, ucapan terimakasih selayaknya kita haturkan kepada perintis, pendiri dan tokoh SH Terate yang telah bersusah payah membimbing dan mengenalkan kita pada ajaran budi luhur tahu benar dan salah, beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, sebagaimana tujuan ajaran SH Terate.
Adik-adik Calon Warga Baru dan Keluarga Besar SH Terate yang saya cintai.
Mamasuki tahun baru 1433 Hijriah ini, alhamdulillah tugas kita mengemban dharma dan amanat budi luhur sepanjang tahun 1432 terselesaikan. Hasilnya, harus kita sadari masih jauh dari kesempurnaan. Sebab, nilai-nilai kesempurnaan itu mutlak milik Allah, Tuhan Yang Maha Esa. Maknanya, masih banyak kekurangan yang harus dijadikan bahan evaluasi. Sementara kelebihan yang terjadi selama kita berdharma sepanjang tahun 1432 H, wajib pula diyakini sebagai karunia Allah, Tuhan Yang Maha Esa.
Searah itu, mementum tutup tahun 1433 H ini kita jadikan wahana evaluasi diri. Bersama-sama, mari kita akhiri hal-hal yang negatif dan kita tatap masa depan dengan penuh optimisme.
Sebab, tugas kita mengemban amanat budi luhur terbentang di depan mata. Jika tahun 1433 H diibaratkan sebagai pelagan dharma atau perjuangan memperkokoh eksistensi kemanusiaan, yakinlah, tantangan itu terbentang di depan mata. Baik tantangan yang berwujud pergeseran nilai sebagai dampak era transformasi, maupun tantangan yang lahir dari diri kita sendiri sebagai titah sakwantah (makhluk universal).
Namun demikian, saya perlu mengingatkan kepada saudara saudaraku, calon warga dan keluarga besar SH Terate, segala bentuk tantangan dan rintangan itu pada hakikatnya bukan berada di luar diri kita. Tapi ada di dalam diri kita sendiri. Sebab, musuh terbesar umat manusia adalah dirinya sendiri. Hawa nafsunya sendiri. Dalam priambole SH Terate dikatakan “…dalam pada itu SETIA HATI sadar dan yakin bahwa sebab utama dari segala rintangan dan malapetaka serta lawan kebenaran hidup yang sesungguhnya bulanlah insan, makhluk atau kekuatan yang di luar dirinya.”
Menyadari itu, saya menghimbau, mari kita jadikan momentum tahun baru Hijriyah ini sebagai kajian evaluasi diri (mesu budi), perbanyak tirakat dan berlomba membersihkan hati. Kemudian, dengan penuh kesadaran bersama-sama kembali pada nilai-nilai ajaran Setia Hati Terate. Istilah yang lebih populer, mari kita bersama-sama kembali ke laptop.
Sebagai laku ikhtiar dalam proses menyelamatkan ajaran SH Terate itu pula, alhamdulillah sekarang kita sudah memiliki hak paten. Sejumlah aset SH Terate, yang telah mendapatkan hak paten, antara lain lambang/bagde, baju seragam, tulisan, senam, jurus pasangan, baju batik, logo dan Mars SH Terate. Sementara kekayaan inteltual dan produk budaya warisan leluhur SH Terate, saat ini masih dalam proses pengurusan hak paten. Konsekuensi logis dari hak paten itu, tugas kita adalah bersama-sama menjaga aset inteltual yang sudah kita patenkan itu dengan tetap mengedepankan persaudaraan dan nilai-nilai kearifan serta kesatriaan.
Adik-adik Calon Warga Baru dan
Keluarga Besar SH Terate yang saya cintai.
Dalam kesempatan yang berbahagia ini pula tidak bosan-bosannya saya katakan, bahwa tujuan SH Terate adalah membentuk manusia berbudi luhur tahu benar dan salah, beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dalam jalinan persaudaraan kekal abadi, melalui pelajaran pencak silat.
Persaudaraan yang diyakini dan dianut oleh SH Terate adalah persaudaraan yang tulus dengan didasari rasa saling sayang menyayangi, hormat menghormati dan bertanggung jawab. Persaudaraan yang tidak memandang siapa aku dan siapa kamu, tidak dilandasi hegemoni keduniawian, seperti drajat, pangkat dan martabat, juga bukan persaudaraan yang dibatasi suku, ras, agama dan antargolongan.
Maknanya, persaudaraan yang dianut SH Terate adalah sebuah jalinan persaudaran yang seutuhnya. Sebab SH Terate meyakini, bahwa semua manusia yang ada di muka bumi ini pada dasarnya sama. Titah sakwantah . Makhluk Tuhan Yang Maha Esa. Di mata Allah, yang dinilai hanya kadar ketakwaannya.
Menyadari hakikat persaudaraan sedemikian itu, maka tugas dan kewajiban kita yang utama adalah menjaga persaudaraan yang telah kita yakini ini demi terwujudnya kedamaian dan kelestarian dunia (Mamayu hayuhning bawono).
Persaudaraan ini, akan tetap utuh kalau kita ini tidak merasa, aku sing paling kuat, aku sing paling pinter aku sing paling ngerti (Adigang, adigung, adiguna). Kita dididik penuh kesederhanaan. Status yang kita sandang saat ini hanya titipan sementara. Dan, itu tidak akan berpengaruh di dalam paseduluran (persaudaraan).
Terakhir, Alhamdulillah, saat ini sampailah kita di awal tahun 1433 H. Tahun yang dimulai dengan bulan Muharram atau bulan Suro. Bulan penuh rakhmat, tantangan, barokah sekaligus mukzizat. Juga, bulan penuh kemenangan yang diberikan Tuhan kepada nabi panutan umat manusia.
Sejarah mencatat, nabi-nabi besar panutan umat terlepas dari ‘bala” atau bencana yang bersumber atas tragedi kemanusiaan, di bulan Muharram atau bulan Suro. Merevitalisasi momen ini, pengesahan Calon Warga Baru SH Terate sengaja dilakukan pada bulan Suro.
Harapannya, calon warga baru yang kita syahkan malam ini, akan mendapatkan ridlo dan karunia dari Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa. Dibersihkan jiwaraganya (tinata lahir bathine). Sehingga menjadi SH-wan atau orang yang berkepribadian Setia Hati. Yakni, seorang yang berbudi luhur tahu benar dan salah, beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, mampu menempatkan rasa keadilan dan arifan dalam pergaulan di tengah masyarakat, serta selalu terbuka untuk memberikan maaf terhadap sesama (gung samodra pangaksami).
Kepada Keluarga Besar SH Terate saya tegaskan, mari kita bersama-sama berjuang untuk memegang teguh ajaran Setia Hati. Mari kita kembali ke jatidiri. SH Terate ini jangan di bawa kemana-mana. Tapi perjuangkan terus agar SH Terate ada di mana-mana. Bagi saudara saya, warga SH Terate yang secara kebetulan atau sengaja mempelajari ilmu (ngelmu) maupun laku, yang bersumber dari luar ajaran SH Terate, saya meminta, jadikan itu hanya sebagai bekal pengayaan keilmuan pribadi masing-masing. Jangan sekali-kali mencoba mencampur adukkan atau mengajarkan laku dan ilmu yang diperoleh dari luar kepada kadang SH Terate. Ini terkandung maksud agar kemurnian ajaran SH Teate tetap terjaga.
Adik-adik Calon Warga Baru dan
Keluarga Besar SH Terate yang saya cintai.
Pada bulan Muharram kali ini, saya mengajak saudaraku di manapun berada, mari kita jadikan tanggal 1 Suro atau 1 Muharram sebagai Hari Kelahiran SH Terate. Tujuannnya, agar Keluarga Besar SH Terate selalu ingat bahwa bulan Suro atau Muharam itu “bulan tirakat”, bulan “mesu budi”, kemudian, hari-harinya selalu disibukkan dengan berdoa, mesu budi dan mendekat kepada Allah, sehingga Allah, Tuhan Yang Maha Esa mengangkat derajat kita ke derajat tertinggi. Kedua, agar SH Terate ikut didoakan masyarakat banyak yang pada malam 1 Suro melakukan tirakatan, sehingga SH Terate akan tetap jaya, kekal abadi selama-lamanya. Sebab, kita yakin, kekuatan dan kesaktian tertinggi manusia tidak ada lain kecuali doa.
Kepada calon warga baru SH Terate yang malam ini akan disyahkan, saya berpesan, setelah saudara disyahkan, tolong jaga harkat dan martabat SH Terate. Jangan sekali-kali saudara menodai citra SH Terate.
Akhirnya, kepada panitia Pengesahan Warga Baru SH Terate, dan semua yang ikut membantu terselenggaranya acara pengesahan ini, saya ucapkan terimakasih. Semoga Allah SWT menjadikan dharma saudara sebagai tanaman yang dikemudian hari berbuah kebajikan..
Kepada Adik-Adik Calon Warga Baru SH Terate, saya ucapkan selamat mengikuti acara pengesahan ini dengan hati yang bersih dan pikiran yang tenang. Kepada Bapak dan Ibu, saya minta ikut mendoakan. Harapan saya semoga setelah disyahkan, saudara bermanfaat bagi kemaslahatan umat.
Akhirnya, sebelum mengakhiri sambutan saya, mari kita bersama-sama bersemboyan.
SELAMA MATAHARI MASIH BERSINAR, SELAMA BUMI MASIH
DIHUNI MANUSIA,
SELAMA ITU PULA SH TERATE, TETAP JAYA,
KEKAL ABADI, SELAMA-LAMANYA.
Wassalamualaikum Wr Wb
Ketua Umum SH Terate Pusat Madiun
H. TARMADJI BOEDI HARSONO,S.E


Sumber : Lawu Pos November 26, 2011

Kehidupan Kekal Dalam Ajaran di Persaudaraan Setia Hati Terate

 

Kita sebagai manusia hidup semuanya nanti akan dipanggil oleh Tuhan YME  untuk menghadap-Nya. Ketahuilah bahwa hidup didunia ini merupakan perputaran masa yang tak menentu,berubah-ubah, karena itu kita harus menyadari bahwa semua dibawah kekuasaan Tuhan YME, dimana kita harus berjanji menepati niatnya untuk berbuat baik dan tak berbuat dusta sekalipun kedustaan itu menguntungkan diri sendiri. Didalam Agama apapun menyatakan bahwa Tuhan itu mengasihi orang yang “Sabar atau luas hatinya” yaitu kuat menghadapi segala cobaan hidup,tidak mudah putus asa ,rela berkorban.
Apa tujuan hidup kita sebagai manusia? Sadar atau tidak pada umumnya setiap manusia hidup punya satu tujuan yaitu ingin kaya, kekuasaan, kenikmatan, pangkat, gelar dsb. Tetapi semuanya itu apakah itu tujuan hidup kita? Apakah sebenarnya yang kita cari? Sangatlah bijaksana apabila dalam mengisi hidup kita ini dengan hal-hal yang berguna dan hal-hal yang berharga, sebenarnya jawaban dari pertanyaan tersebut diatas adalah HAKIKAT dari hidup manusia itu sendiri yang ingin mengetahui ” Siapa dirinya dan Makna hidupnya ” .Dalam mencari jawaban pertanyaan diatas adalah sangat penting manusia menyadari “Kefanaan dirinya dan ke Fanaan dunia ” ini,tidak sesuatu yang abadi atau kekal, apa yang hari ini dan besok akan sudah tiada suatu saat semuanya akan musnah .Kita membandingkan bahwa hari-hari manusia itu seperti rumput dan bunga di padang savana, apabila angin melintasinya maka tidak ada lagi. Dalam kefananaan telah diberitahukan kepada manusia oleh Tuhan YME memlalui agama menurut keyakinan kita masing – masing mengenai ajal, batas umur dan mengetahui betapa fananya kita ini.
Pada kenyataannya kini manusia tengah hidup di dalam dunia yang tidak bersahabat bahkan kejam lazimnya disebut zaman edan dimana kejahatan merajalela, pembunuhan dimana-mana, bencana alam dsb. Walaupun manusia telah berusaha melindungi dirinya namun toh ada batasnya ,dan tak seorangpun dapat lari atau menghindar dari kenyataan bahwa cepat atau lambat maut pasti akan menghampirinya,manusia pasti akan mati dan menghadap tahta pengadilan Sang Pencipta.
Jadi disini kita manusia hidup janganlah terbelenggu keegoisan kita terutama lebih mengutamakan harta tahta memang semua itu penting dan butuh tapi tidak selamanya itu yang utama. Disini manusia lupa akan realita kematian, pada maut yang mendekat mungkin baru sadar dan menyesali, tetapi seringkali hal itu datang terlambat. Tetapi dengan segala kegemilangannya tidak akan dapat bertahan ia boleh disamakan dengan hewan yang dibinasakan.
Kematian Kekal sebagai bencana besar, sesungguhnya kematian bukanlah akhir segalanya ada hal lain yang lebih mengerikan yaitu Kebinasaan.Didalam hidup ini tak ada sesuatu pun yang pantas disebut kemalangan kecuali yang menyebabkan kemalangan kekal itulah yang harus kita takuti ,inilah kematian yang sesungguhnya yang benar – benar menakutkan diebutnya kematian kedua.
Yang ada disini adalah keterpisahan dari ALLAH, rataapan, kegeraman, kengerian api neraka, siksaan selama – lamanya.
Kehidupan Kekal sebagai tujuan manusia hidup, Tuhan menciptakan manusia sangat mencintai ciptaan Nya karena Tuhan sendiri yang membentuknya dari debu tanah dan memberikan nafas hidup kepada manusia. Kita kepunyaan Tuhan milik kesayangan Tuhan begitu berharga dan mulia dalam pandangan-Nya .Inilah yang Tuhan kehendaki agar tujuan hidup manusia tidak binasa melainkan hidup yang kekal, hidup kekal bersama Tuhan Yang Maha Esa di Surga. Surga adalah Mahkota Kehidupan, kemuliaan yang tidak layu, inilah Tujuan “Perjuangan Hidup Manusia “.
Kita menyadari bahwa tujuan mulia ini lebih mulia dan lebih besar dari pada tujuan hidup yang lain, maka kita hendaklah menintegrasikan atau meyatukan tujuan duniawi kedalam tujuan akhirat / surga.Dengan demikian maka akan lebih dekat dengan Tuhan lebih dekat dengan keselamatan dan kehidupan kekal. Bila orang beriman membuka diri kepada Allah dengan tinggal didalam Tuhan dan mengasihi Tuhan maka Allah akan datang dan bersemayam didalam hatinya, dan kuasa kehadiran Nya itu akan mengubah hatinya menjadi seperti didalam surga dimana yang ada hanyalah Cinta Kasih dan tidak ada tempat untuk dosa dan kejahatan. Maka bila hati nurani kita benar – benar disucikan / dibersihkan barulah kita dapat merasakan kemanisan kemuliaan surga kekal. Meskipun masih di dunia fana ini, kita sudah boleh merasakan sedikit kemanisan surga. Dalam hidupnya yang sekarang ini jiwa yang telah bersatu dengan Tuhan akan dibawa masuk oleh Tuhan sendiri kedalam hidup-Nya yang Kekal. Jadi hidup yang kekal telah di anugerahkan kepada orang yang berkenan kepada Nya hanya setelah meninggalkan dunia fana ini walaupun belum sempurna. Tidak ada satupun ajaran yang mengajarkan rahasia kehidupan manusia selain di Persaudraan Setia Hati Terate yang kita cintai ini.
Sekarang telah saatnya bangun tidur dari kegelapan, sebab terang telah datang dan berjuang untuk diperkenankan masuk kedalam hati kita. Adalah merupakan suatu kebodohan apabila kita menunda-menunda apalagi menyia-nyiakan, karena waktu sangat singkat sebagaiman hidup ini singkat.
Inilah waktu keselamatan itu hendaknya kita mengerjakan keselamatan kita dengan takut dan gentar agar kita tidak menngalami kerugian besar dan penyesalan yang tidak berkesudahan.
Sebagai penutup renungkanlah sikap yang diambil oleh kita sendiri dalam menghadapi panggilan hidup harapan saya saudara – saudara Warga Persaudaraan Setia Hati Terate dimanapun berada dapat memahami serta menghayati Ilmu Kemanusiaan dan Ilmu Kehidupan yang benar – benar sangat mulia ini. 


Manusia Dapat Dihancurkan; Manusia Dapat Dimatikan; Tetapi Manusia Tidak Dapat Dikalahkan, Selama Manusia Itu Masih Setia Pada Hatinya Sendiri. Selama matahari terbit dari timur, selama bumi masih dihuni manusia dan selama itupula PSHT akan abadi jaya selamanya.

Senin, 20 Februari 2012

MATERI KEPELATIHAN PSHT


 






 
Sejak awal kita mengetahui bahwa PSHT mengajarkan pencak silat sebagai media untuk mendidik manusia berbudi pekerti luhur. Namun apakah definisi dan bagaimana latihan pencak silat itu seharusnya dilakukan, belum diketahui oleh semua pelatih PSHT. Berikut adalah sebagaian penjabaran materi Pencak Silat dalam PSHT sebagaimana yang dipahami dalam Penataran pelatih PSHT cabang Malang.
Tahap Persiapan
Tahap persiapan adalah suatu masa untuk mempersiapkan berlangsungnya latihan. Tahap persiapan meliputi segala sesuatu tentang "APA – SIAPA – DI MANA – KAPAN" atau kalau dijabarkan sebagai berikut:

1. APA : - Materi dan waktu latihan
               -  Perlengkapan
2. SIAPA : Pelatih dan siswa
3. DI MANA : Tempat latihan
4. KAPAN : Hari atau jam latihan


Materi Latihan

Materi dalam Persaudaraan Setia Hati Terate meliput:
Pembinaan Inti, terdiri dari Senam Dasar, Pelajaran Dasar, Jurus, Pasang, Pelepasan Kuncian, Belaan Belati, Senam Toya dan Jurus Toya.
Pembinaan Teknik dan Taktik, terdiri dari Pola Langkah, Pola sambut, Penggunaan Pasang dan Sambung.
Pembinaan Fisik
Pembinaan Ke-SH-an
Pembinaan Pernafasan
Senam Dasar
a. Pengertian
Senam Dasar yang diciptakan Bpk, Irsyad (Alm) adalah gerakan-gerakan yang disusun berurutan sebanyak 90 macam dan dilakukan di tempat (tidak melangkah atau berjalan).
b. Tujuan
- Melatih dasar gerakan jurus
- Membentuk otot-otot besar/kecil untuk menunjang melakukan gerakan dengan baik dan benar
- Melatih terbentuknya sikap koordinasi
- Pembentukan sikap yang benar (sikap kuda-kuda, tubuh dan tangan)
- Pembentukan gerakan yang benar (arah, lintasan)
- Koordinasi sikap
c. Pelaksanaan
- Kesalahan harus segera dibetulkan
- Pemberian aba-aba dari lambat, teratur, meningkat ke cepat dan mendadak
- Aba-aba pelan/lambat untuk membentuk unsur fisik (keseimbangan dan ketahanan)
- Merangkaikan beberapa gerakan (menjadi senam beregu atau senam massal)
 
2.1.2 Pelajaran Dasar
a. Pengertian
adalah pengenalan dasar-dasar gerakan pencak silat (serang-bela) antara lain:
1). Belaan: pembuangan-tangkisan-hindaran/elakan-pelepasan kuncian-tangkapan
Belaan adalah suatu usaha mempertahanka diri yang dilakukan baik dengan tangan maupun kaki sewaktu menerima serangan.
Macam-macam belaan antara lain:
a). Pembuangan:
Pembuangan adalah teknik belaan yang dilakukan dalam keadaan memaksa dengan jalan membuang tenaga serangan lawan.
b). Tangkisan
Tangkisan adalah teknik belaan dengan cara mengadakan kontak langsung (benturan) terhadap serangan lawan, dengan jalan membendung atau mengalihkan serangan. Berbagai posisi dalam menangkis dapat dilakukan, baik dengan melangkah maupun diam di tempat, dengan memperhitungkan posisi terbaik atau menguntungkan untuk melakukan serangan balasan yang cepat. Yang perlu diperhatika dalam tangkisan adalah koordinasi antara sikap kuda-kuda, sikap tubuh dan sikap tangan.
Adapun tangkisan terdiri dari dua macam, yaitu:
- Tangkisan (benturan) dengan tangan
- Tangkisan (benturan) dengan kaki
c). HIndaran/elakan
Hindaran/elakan adalah teknik belaan dengan cara memindahkan sasaran dari lintasan serangan.
Teknik elakan dapat dilakukan dengan cara:
- Melangkah dengan satu kaki
- Di tempat
- Memindahkan dua kaki
Elakan yang baik adalah dapat menghindarkan serangan dan dapat melakukan gerakan lanjuta (pola sambut) dengan baik).
d). Pelepasan Kuncian
Pelepasan kuncian adalah usaha untuk melepaskan diri dari tangkapan lawan, dilakukan dengan cara menggunakan satu tangan atau dua tangan.
2). Serangan
a). dengan tangan: pukulan-colokan-tebasan-sodokan-sikutan-kuncian
b). dengan kaki: tendangan-dengkulan-menjatuhkan (serampang, ungkit, sapu)
Macam-macam serangan yanga dapat dilakukan tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut:
a). Serangan dengan tangan
serangan dengan tangan dapat dilakukan dalam berbagai bentuk, yaitu mengepal, terbuka dan terbuka sebagian dengan memperhatikan lintasan serangan.
Lintasan serangan:
-  ke depan lurus
-  dari samping
-  dari bawah
Macam-macam serangan dengan tangan antara lain:
-  pukulan
-  colokan
-  tebasan
-  sodokan

-  sikutan
-  kuncian
-  tangkapan

b). Serangan dengan kaki
      seperti pada serangan tangan, serangan dengan kaki juga memperhatikan unsur-unsur teknik tersebut di atas untuk mengembangkan teknik yang benar. Untuk memantapkan serangan kaki perlu diperhatikan cara melatih kekuatan dan keseimbangan kaki tumpu pada waktu melakukan tendangan dan sikap tubuh serta sikap tangan yang baik, sehingga teknik tendangan menjadi baik dan dapat melakukan sikap atau tindakan berikutnya setelah melakukan tendangan.
Adapun macam-macam serangan kaki adalah:
1). Tendangan
Sikap awal menendang perlu dilatih dari berbagai sikap dan posisi.
Macam tendangan adalah:
-         tendangan ke arah depan (A, T)
-         tendangan dari samping (C, Sirkel)
-         tendangan belakang (B)
2). Dengkulan
Dengkulan dilakukan apabila jarak/jangkauan lawan sudah terlalu dekat.
3). Serkel
 
4). Menjatuhkan
Menjatuhkan dilakukan dengan cara: sapuan, ungkitan, kaitan dan guntingan.
Teknik jatuhan dapat dilakukan dengan cara:
(1). Meniadakan keseimbangan kaki tumpu (sapuan, ungkitan, kaitan dan guntingan)
(2). Meniadakan keseimbangan dengan didahului tangkapan.
b. Tujuan:
- Melatih dasar-dasar melakukan serangan dengan tangan dan kaki secara benar.
- Melatih dasar-dasar melakukan belaan dengan tangan dan kaki secara benar.
- Melatih pembentukan sikap yang benar.
c. Pelaksanaan:
- Kesalahan harus segera dibetulkan
- Pemberian aba-aba dari lambat, teratur, meningkat menjadi cepat dan mendadak
- Merangkaikan beberapa gerakan serangan (colok-tendangan-menjatuhkan)
- Merangkaikan beberapa gerakan belaan (tangkis-hindar)
- merangkaikan beberapa gerakan bela dan serang tangkis-pukul-tendang.
 
2.1.3 Jurus
a. Pengertian:
adalah suatu rangkaian gerakan teknik pencat silat (pasang-serang-bela) sebanyak 36 (tiga puluh enam) yang dilaksankan sambil melangkah.
b. Tujuan:
- Melatih mengembangkan suatu pola permainan pencak silat
- Menumbuhkan pengertian permainan secara teratur
- Menguasai dan meyakini teknik yang dimiliki.
c. Pelaksanaan:
- Sama dengan pembinaan senam
- Penjelasan unsur-unsur belaan dan serangan (teknik) pada masing-masing jurus.
- Penjelasan pola langkah sesuai dengan tingkatannya tentang cara berpindah dari satu tempat ke tempat lain dengan menggunakan kaidah pencak silat PSHT
- Pemberian aba-aba:
~ Pelan dan teratur (untuk pemahaman dan pembentukan sikap dan teknik yang benar)
~ ditingkatkan dengan cepat dan pendadakan untuk merangsang gerak cepat dan bertenaga
~ ditingkatkan dengan memberi aba-aba satu hitungan
-   Kesalahan segera dibetulkan
-   Melatih menggunakan jurus secara berpasangan (2A >< 2B)
-   Melatih menggunakan pasangan minimal dua gerakan untuk satu pasang dengan peningkatan atau tambahan macam penggunaan pasang di tingkat atasnya.
Contoh:
-          Polos: penggunaan pasang 4 dua macam
-          Jambon: penggunaan pasang 4 empat macam
-          Hijau: penggunaan pasang 4 dua macam
-          Putih: penggunaan pasang 4 dua macam
-          Melatih penggunaan pasangan sampai siswa hafal dan menguasai.
 
2.1.4 Pasang
a. Pengertian
adalah suatu sikap gerak lemah lembut gagah berwibawa dan terbuka yang merupakan perangkap agar lawan mau menyerang, tetapi disertai kesiapan untuk melakukan belaan dilanjutkan serangan masuk.
b. Tujuan:
- Melatih menyiapkan kondisi siap menyerang dan siap diserang
- Melatih meyakini jurus
c. Pelaksanaan:
- melatih perpindahan gerak dari satu gerak ke gerak lain dengan menggunakan pasang berlainan
- penggunaan pasamg masing-masing jurus
 
2.1.5 Pelepasan Kuncian
a. Pengertian:
adalah suatu teknik untuk melepaskan kuncian lawan dilanjutkan dengan gerakan mengunci lawan
b. Tujuan:
- Melatih mengambil bagian-bagian tubuh lawan yang lemah
- Melatih memanfaatkan bagiantubuh sendiri untuk menyerang lawan
c. Pelaksanaan:
Melatih ketepatan dan kecepatan gerak disertai tenaga
 
2.1.6 Belaan Belati
a. Pengertian:
adalah suatu teknik untuk menerima serangan belati dengan tangan kosong
b. Tujuan:
Melatih keberanian menghadapi lawan bersenjata
c. Pelaksanaan:
Melatih kecepatan dan ketepatan gerak disertai tenaga.
 
2.1.7 Senam Toya
a. Pengertian:
adalah suatu gerakan serang bela menggunakan toya yang dilakukan di tempat
b. Tujuan:
- melatih dasar gerakan jurus toya
- melatih sikap koordinasi yang benar antara sikap tangan memegang toya dengan tubuh dan kuda-kuda kaki
- melatih gerak memegang toya dengan benar
c. Pelaksanaan:
- Pemberian aba-aba dari lambat, teratur, meningkat menjadi cepat dan mendadak
- Kesalahan segera dibetulkan
 
2.1.8 Jurus Toya
a. Pengertian:
adalah suatu rangkaian gerakan teknik pencak silat dengan menggunakan toya yang dilaksanakan sambil melangkah.
b. Tujuan dan Pelaksanaan
sama dengan jurus
 Ke-SH-an
a. Pengertian
adalah suatu ajaran pembinaan mental spiritual dalam usaha membentuk manusia berjiwa setia hati.
b. Tujuan:
Membina menjadi manusia berbudi luhur tahu benar dan salah.
c. Pelaksanaan:
memberi ceramah, nasehat disertai penghayatan terhadap contoh-contoh kehidupan.

2.1.10 Pembinaan Teknik
a. Pengertian:
adalah membina teknik pencak silat dengan berpola pada jurus dan materi Persaudaraan Setia Hati Terate.
b. Tujuan:
- membentuk sikap waspada
- membentuk sikap memudahkan gerakan berangkai secara reflek
c. Pelaksanaan:
melatih sikap pasang dan penggunaannya, melangkah, belaan, menyerang dan merangkaikannya.

2.1.11 Pembinaan Taktik
a. Pengertian:
adalah membina strategi pencak silat dengan menggunakan pola bertanding yang praktis.
b. Tujuan:
- memperkaya analisa teknik
- mencapai prestasi yang baik dalam pertandingan
- mencapai tingkat mahir sehingga tercapai keyakinan
c. Pelaksanaan:
- melatih kemantapan langkah, pola langkah, pola sambut dan sambung
- melatih pengembangan praktek yang terpimpin dan terarah meningkatkan dalam praktek bebas

2.1.12 Sambung
a. Pengertian:
adalah penerapan rangkaian teknik yang telah diperoleh dari jurus, pengunaan pasang, pola langkah, pola sambut, dll.
b. Tujuan:
- melatih keberanian bertanding atau penyelesaian permasalahan (perkelahian) dalam bentuk nyata
- melatih penerapan teori-teori yang telah didapat
- mencetak pesilat yang militan dan pilih tanding
- melatih mengendalikan emosi
- melatih kepandaian berfikir dan bertindak

c. Pelaksanaan:
- dipimpin oleh pelatih tetap
- pandai melihat keadaan siswa:
~ menugaskan siswa yang siap, sehat dan berani melaksanakan sambung
~ membimbing siswa yang masih takut (sambung terhadap pelatih)
~ menugaskan pada siswa yang seimbang (kepandaian, kekuatan, dll)
Misalkan: siswa pandai melawan siswa pandai, siswa kurang pandai melawan siswa kurang pandai
-   memberikan contoh dengan jalan mengajak siswa-siswa yang pandai untuk sambung dengan pelatih. Di sini pelatih bukan mencari kemenangan atau sengaja menghajar siswa, tetapi pelatih memberi contoh dengan melakukan langkah-langkah dan teknik yang benar
-   tiap ada kesalahan segera dihentikan dan dibetulkan
-   ditekankan penggunaan pasang:
# pasang merupakan perangkap, sikap harus terbuka
# menguasai macam-macam pasang, melatih untuk sering mengubah pasang untuk menglabuhi lawan
# sikap pasang selalu dipertahankan keadaannya baik sebelum diserang, sesudah diserang, akan menyerang maupun sesudah menyerang
-     melatih tata nafas, sewaktu menyerang dan menerima serangan mengeluarkan nafas
-     melatih menguasai unsur-unsur belaan dan serangan
Belaan (menerima serangan):
·    hapal dan mampu melaksanakan penggunaan pasang
·    berani, yakin dan percaya diri (sewaktu diserang) mempraktikan penggunaan pasang
·    belaan harus tepat waktu (tidak menangkis sebelum/sesudah diserang) dan tepat sasaran (belaan disesuaikan dengan macam serangan)
·    setiap melakukan belaan harus disusul dengan serangan masuk ke lawan
·    serangan lawan yang lambat bias didahului dengan menyerang
·    jangan menyerang langsung lawan yang sedang pasang atau lawan posisinya kuat, harus dilagak terlebih dahulu agar pasang lawan bergerak atau berubah baru memasukan serangan
·    setiap perubahan pasang dari posisi satu pasang ke pasang lain merupakan saat kelemahan, oleh karena itu apabila melakukan perubahan pasang segera melakukan serangan atau apabila kita melakukan perubahan pasang harus disertai dengan gerak merapat atau melakukan belaan (perlindungan)
·    bagian tubuh untuk menyerang disesuaikan dengan sasaran:
©      menyerang bagian tubuh yang keras (dahi, batok kepala dll). Menggunakan bagian tubuh kita yang lunak (punggung tangan, telapak tangan) bukan kebalikannya keras dilawan dengan keras (tulang kering dilawan dengan tulang kering)
©      menyerang bagian tubuh lawan yang lunak (ulu hati, pinggang dll) menggunakan bagian tubuh kita yang keras (kaki: A, B, C, T dll, punggung, jari, kepalan, siku, dengkul dll)

2.1.13 Pembinaan Pernafasan
a. Pengertian:
adalah membina pengaturan tata nafas
b. Tujuan:
- tercapainya kondisi kesehatan yang baik
- meningkatkan intelektual (kecerdasan, kepandaian)
- mengembangkan indera ke-enam
- meningkatkan kewibawaan
- tercapai kestabilan emosional
c. Pelaksanaan:
- membimbing dengan memberikan petunjuk dan pengarahan
- setiap kesalahan segera diperbaiki
- secara bertahap semakin lama semakin meningkat


Rabu, 15 Februari 2012

Persaudaraan Setia Hati Terate

Sejarah PSHT

Sejarah PSHT saat periode perintisan , pembaharuan , pengembangan dan go internasional :
A. Periode Perintisan
Dalam kilas perjalanan sejarah, Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) merupakan sebuah organisasi ‘’Persaudaraan’’ yang bertujuan membentuk manusia berbudi luhur tahu benar dan salah dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dalam jalinan persaudaraan kekal abadi.
Organisasi ini didirikan pada tahun 1922 oleh Ki Hadjar Hardjo Oetomo di Desa Pilangbango, Madiun (sekarang Kelurahan Pilangbango, Kecamatan Kartoharjo, Kota Madiun). Ki Hadjar Hardjo Oetomo adalah siswa kinasih dari Ki Ageng Soerodiwirjo (pendiri aliran pencak silat Setia Hati atai dikenal sebagai aliran SH). Ia juga tercatat sebagai pejuang perintis kemerdekaan Republik Indonesia.
Di awal perintisannya, perguruan pencak silat yang didirikan Ki Hadjar ini diberi nama Setia Hati Pencak Sport Club (SH PSC). Semula, SH PSC lebih memerankan diri sebagai basis pelatihan dan pendadaran pemuda Madiun dalam menentang penjajahan. Untuk mensiasati kolonialisme perguruan ini beberapa kali sempat berganti nama, yakni, dari SH PSC menjadi Setia Hati Pemuda Sport Club. Perubahan makna akronim ‘’P’’ dari ‘’ Pencak’’ menjadi ‘’Pemuda’’ sengaja dilakukan agar pemerintah Hindia Belanda tidak menaruh curiga dan tidak membatasi kegiatan SH PSC. Pada tahun 1922 SH PSC berganti nama lagi menjadi Seti Hati Terate. Kabarnya, nama ini merupakan inisiatif Soeratno Soerengpati, siswa Ki Hadjar —- yang juga tokoh perintis kemerdekaan berbasis Serikat Islam (SI).
B. Periode Pembaruan
Sementara itu, Proklamasi Kemerdekaan yang dikumandangkan Soekarno – Hatta pada tanggal 7 Agustus 1945 membawa dampak perubahan bagi kehidupan bangsa Indonesia. Kebebasan bertindak dan menyuarakan hak serta menjalankan kewajiban sebagai warga negara terbuka lebar dan dihargai sebagaimana mestinya. Atas restu dari Ki Hadjar Hardjo Oetomo, pada tahun 1948, Soetomo Mangkoedjojo, Darsono dan sejumlah siswa Ki Hajar, memprakarsai terselenggaranya konferensi pertama Setia Hati Terate. Hasilnya; sebuah langkah pembaharuan diluncurkan. Setia Hati Terate yang dalam awal perintisannya berstatus sebagai perguruan pencak silat di rubah menjadi “organisasi persaudaraan” dengan nama “Persaudaraan Setia Hati Terate”.
Mengapa langkah pembaharuan itu ditempuh? Alasannya, pertama agar organisasi tercinta kelak mampu mensejajarkan kiprahnya dengan perubahan zaman dan pergeseran nilai-nilai komunitas yang melingkupinya. Dengan mengubah organisasi dari yang bersifat “paguron” menjadi organisasi yang bertumpu pada “sistem persaudaraan”, berarti gaung pembaharuan telah dipekikkan dan proses perubahan telah di gelar. Yakni perubahan daya gerak organisasi dari sistem tradisional ke sistem organisasi modern. Dan organisasi modern inilah yang kelak diharapkan mampu menjawab tantangan kehidupan yang semakin kompleks.
Alasan kedua; agar organisasi yang dibidaninya itu nantinya tidak dikuasai dan bergantung pada orang-perorang sehingga kelangsungan hidup organisasi dan kelestariannya lebih terjamin.
Menyelaraskan perubahan era, dari era penjajahan ke era kemerdekaan, dalam konggres pertama SH Terate yang digelar tahun 1948, tiga butir pembaharuan dilontarkan.
1. Merubah sistem Organisasi dan Perguruan Pencak Silat (paguron) menjadi “Organisasi Persaudaraan dengan nama Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT)”
2. Menyusun Anggaran Dasar (AD) dan Anggaran Rumah Tangga (ART) yang pertama.
3. Mengangkat Soetomo Mangkoedjojo sebagai ketua.
Makna kata persaudaraan dalam paradigma baru PSHT ini adalah persaudaraan yang utuh. Yakni suatu jalinan persaudaraan yang didasarkan pada rasa saling sayang menyayangi, hormat menghormati dan saling bertanggung jawab. Persaudaraan yang tidak membedakan siapa aku dan siapa kamu. Persaudaraan yang tidak terkungkung hegomoni keduniawian (drajat, pangkat dan martabat) dan terlepas dari kefanatikan SARA (suku, agama, ras dan antar golongan).
Soetomo Mengkoedjojo menyelesaikan masa bhaktinya sebagai Ketua PSHT pada tahun 1974. Pada periode ini perkembangan PSHT mulai melebar keluar wilayah Madiun. Tercatat, (5) cabang diluar Madiun berhasil didirikan. Antara lain di Surabaya, Jogjakarta, dan Solo.
C. Periode Pengembangan
Gaung pembaharuan yang telah dipekikkan lewat konferensi (semacam musyawarah : MUBES) SH Terate di Pilangbango, Madiun itu dengan arif diakui sebagai era baru perjalanan roda organisasi. Era perubahan gerak organisasi dari tradisional ke organisasi modern. Konsekuensi dari perubahan tersebut, salah satu diantaranya adalah dengan mengentalkan komitmen pengembangan organisasi agar semakin maju, berkembang dan berkualitas.
Kiprah Persaudaraan Setia Hati Terate dalam memvisualisasikan dirinya pada komitmen itu bisa dilihat melalui salah satu upaya saat berusaha mengembangkan sayapnya, merambah ke luar daerah. Dan masyarakat yang menjadi fokus pengembangannya pun cukup heterogen, mulai dari masyarakat papan atas sampai masyarakat di papan paling bawah. Tak heran, jika Persaudaraan Setia Hati Terate lantas mendapat sambutan cukup hangat dari segenap lapisan masyarakat.
Kesepakatan menjadikan daya gerak organisasi bertumpu pada “sistem di P. Jawa, tapi merambah ke luar jawa. Selama itu pula, cabang PSHT yang semula hanya 5 cabang bertambah menjadi 46 cabang.
Sepeninggal RM Imam Koesoepangat, tepatnya tanggal 16 November 1987, praktis beban dan tanggung jawab tongkat kepemimpinan PSHT beralih ke pundak Mas Tarmadji. Ibaratnya dua tanggung jawab yang semula ditanggung berdua, kini harus diemban sendiri. Meski begitu, ternyata Mas Tarmadji mampu. Terbukti berkat solidnya sistem koordinasi antar jajaran pengurus dan kadang tercinta, PSHT berhasil melesat ke kancah paradigma baru.
Selain memprioritaskan pengembangan sektor ideal, dia menggebrak lewat program pembangunan sarana dan prasarana fisik organisasi. Ditengah kesibukan memimpin banyak lembaga sosial kemasyarakatan —sebab, selain sebagai Ketua Umum PSHT H. Tarmadji Boedi Harsono, SE, juga tercatat sebagai ketua Hiswana Migas, Ketua Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia Kota Madiun, Direktur Kelompok Bimbingan Ibadah haji Al-Mabrur, dan masih banyak lagi organisasi yang dipimpin, Meski begitu, terbukti Mas Tarmadji mampu memperkokoh eksistensi PSHT, tidak saja di bidang pengembangan sarana dan prasarana phisik organisasi, tapi juga pengembangan cabang.
Melengkapi keberadaan PSHT, didirikan sebuah yayasan yang diberi nama Yayasan Setia Hati Terate. Dalam perkembangannya Yayasan Setia Hati Terate berhasil menelorkan kinarya monumental berupa lembaga pendidikan formal berupa Sekolah Menengah Industri Pariwisata Kusuma Terate (SMIP) dengan akreditasi diakui, SMIP Kusuma Terate telah berhasil mencetak siswa-siswinya menjadi tenaga terampil dibidang akomodasi perhotelan.
Sementara untuk mendukung kesejahteraan anggotanya Yayasan Setia Hati Terate juga mendirikan lembaga perekonomian berupa Koperasi Terate Manunggal. Disamping telah memiliki aset monumental berupa Padepokan PSHT yang berdiri di atas tanah seluas 12.290 M2, di Jl. Merak Nambangan Kidul Kota Madiun, organisasi ini juga terdukung sejumlah asset lain yang diharapkan mampu menyelaraskan diri dengan era globalisasi.
Data terakhir menyebutkan, Persaudaraan Setia Hati Terate kini telah memiliki 200 cabang yang tersebar di Indonesia serta 67 komisariat Perguruan Tinggi dan beberapa Komisariat Luar Negeri. Total jumlah anggota mencapai 1,5 juta lebih.
D. Go International
Ketika Mas Tarmadji Boedi Harsono, S.E dan Drs. Marwoto memimpin organisasi, kepak sayap perkembangan PSHT melesat pesat tidak hanya di dalam negeri, tapi merambah ke luar negeri. Dengan kiat PSHT Must Go International, Tarmadji berhasil melambungkan nama PSHT di kancah percaturan kultur dan peradaban dunia.
Tercatat ada beberapa komisariat luar negeri yang berhasil dikukuhkan. Masing-masing, Komisariat PSHT Bintulu, Serawak, Malaysia, Komisariat Holland/Belanda, Komisariat Timor Loro Sae, Komisariat Hongkong ,Komisariat Moskow , Mesir , Australia , dll.
Dengan demikian tekad mengemban misi sekaligus juga amanat organisasi sebagimana yang termaktub dalam mukaddimah Anggaran Dasar Persaudaraan Setia Hati Terate. Yakni : ……akan mengajak serta para warganya menyingkap tabir/tirai selubung hati nurani dimana “Sang Mutiara Hidup” bertahta (Baca : Mukkaddimah Anggaran Dasar Persaudaraan Setia Hati Terate).